Selasa, 15 November 2011
Ciri Wartawan Radio Yang Kompeten
Apa yang membuat seseorang merupakan wartawan radio yang diglongkan kompeten. Setiap praktisi atau akademisi memiliki pandangan berlainan mengenai apa yang disebut kompeten dengan tugasnya sebagai jurnalis dan kemudian biasanya menjadi editor dan kepala siaran.
Menurut Paul Chantler dan Peter Stewart dalam buku Basic Radio Journalism seorang jurnalis radio mengkombinasikan kemampuan tradisional seorang reporter dengan ketertampilan barunya. Yang dimaksud kemampuan tradisional ini seperti penulisan berita yang jelas,memahami bahasa, mampu meringkas peristiwa yang kompleks, mampu mengajukan petanyaan tajam dan di atas segalanya tentu adalah memiliki “hidung yang tajam untuk mencium berita” atau kemampuan mengetahui mana berita besar dan mana berita sampingan.
Kompetensi juga harus dimiliki seorang jurnalis dalam menggunakan berbagai peralatan siaran dan rekaman yang baru. Saat ini perekaman suara biasanya menggunakan teknologi kartu perekam seperti SD Card, hardisk kecil atau alat perekam yang sudah memiliki hardisk di dalamnya. Tinggal memasukkan kabel USB ke komputer bisa langsung diedit. Selain itu jurnalis radio memiliki kemampuan self-op ringkasan berita, menggunakan studio untuk siaran langsung sendiri dan melakukan wawancara baik langsung atau direkam.
Dengan kata lain seorang jurnalis yang baik, kata Paul Chantler and Peter Stewartmemiliki fleksibilitas, kemampuan teknik yang tinggi, mampu bekerja di bawah tekanan waktu, mampu menyusun prioritas dan bekerja bergeser dengan cepat antara berita bencana dan kemudian pada jam sama cerita jenaka. Kemampuan berfikir dengan cepat manakala akan wawancara atau siaran merupakan sebuah hal yang perlu dimiliki. Bahkan memiliki kemampuan memprediksi hasil dari sebuah sidang pengadilan, misalnya, akan sangat membantu dalam memberikan siaran berita radio.
Karakter radio dimana imajinasi bermain bukan berarti seorang jurnalis memainkan khayalan dalam membuat beritanya. Dia tetap terikat kepada prinsip-prinsip dasar penyusunan berita namun memiliki gagasan bagaimana mempresentasikan berita itu dalam bentuk yang paling jelas dan berimbang sehingga pendengar sekali mengikutinya bisa mendapatkan gambaran apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana konteksnya serta apa dampaknya kemudian.
Sumber : Jurnal Asep Setiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar