Senin, 31 Oktober 2011
Bekal Sang Penyiar
Menjamurnya radio radio siaran merupakan buah dari dibukanya kran kebebasan pers di Indonesia. Di satu sisi hal itu bagus karena membuka lapangan kerja sekaligus memberikan alternatif media hiburan dan informasi. Namun di sisi lain bisa juga menjadi bumerang jika tidak dibarengi dengan akselerasi dalam meningkatkan kualitas SDM di berbagai sektor yang terkait.
Radio menjadi media yang bisa masuk ke segala usia, status ekonomi mau pun tingkat pendidikan. Radio adalah satu satunya hiburan yang bisa diakses secara murah, dan langsung merambah ruang ruang pribadi pendengarnya. Orang bisa mendengarkan radio di mana saja. Hampir setiap aktivitas bisa dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan mendengarkan radio. Saya katakan hampir, karena orang yang sedang bikin aransemen musik misalnya, akan buyar konsentrasinya jika dilakukan sambil mendengarkan radio. Tapi sebagian besar lainnya bisa. Orang masak, belajar, nongkrong, bahkan di mobil, bisa sambil mendengarkan radio.
Mengingat aksesibilitasnya yang begitu tinggi, radio bisa menjadi sarana ampuh mencerdaskan bangsa. Itu idealnya. Aspek praktisnya, informasi informasi penting yang bermanfaat bisa lebih cepat menyebar melalui radio, selain iklan sebagai urat nadi kehidupan radio komersial. Namun tentu saja, hal itu harus dibarengi peningkatan kualitas SDM yang bagus, termasuk penyiar sebagai salah satu ujung tombaknya. Jika tidak, maka yang terjadi adalah pembodohan dan penumpulan secara massal.
Adalah sebuah keniscayaan untuk mencetak penyiar penyiar yang handal, cerdas, berwawasan luas, serta memiliki integritas tinggi terhadap bidang yang digelutinya. Semua itu bisa diringkas dalam satu kata: profesional.
Jika Anda ingin menjadi penyiar profesional, tentu harus ada usaha yang dilakukan untuk mencapainya. Profesionalitas membutuhkan kemauan dan kerja keras.
Buku ini ditulis sebagai panduan bagi Anda yang ingin menjadi penyiar yang bukan sekedar ingin dikenal, ngetop, dan sesudah itu HABIS. Tidak masalah apakah Anda sudah lama menjadi penyiar, baru menjadi penyiar, atau bahkan baru sampai bab niat J, buku ini tetap perlu Anda baca, sebagai panduan praktis untuk mencapai kemajuan. Pilihannya hanya dua: menjadi profesional atau tetap amatir. Setuju?
PENYIAR
Apa definisi penyiar? Pada dasarnya, inti dari definisi penyiar sudah jelas dan disepakati secara umum. Penyiar dalam bahasa Inggris disebut announcer atau broadcaster, yakni orang yang yang meyampaikan sesuatu kepada banyak orang. Jadi, sampai di sini, untuk sementara mari kita sepakati bahwa penyiar adalah: orang yang tugasnya menyampaikan sesuatu kepada publik atau pendengar. Untuk penyiar radio, tugasnya adalah menyampaikan sesuatu kepada pendengar radio. Saya ingin menegaskan kata kata pendengar radio, dan bukan pendengar tukang obat, pendengar ceramah, pendengar gossip dll. Kenapa saya katakan demikian? Karena jelas sekali bahwa tugas dan fungsi penyiar sangat berbeda dengan tukang obat, penceramah atau yang lainnya, serta perlu bekal khusus untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut. Hal ini akan kita bahas kemudian secara lebih rinci.
BEKAL UNTUK MENJADI PENYIAR
Dalam melakukan sesuatu, apa pun itu, selalu perlu bekal agar apa yang kita lakukan bisa lebih maksimal. Maksud saya di sini adalah persiapan yang matang sebelum melakukan sesuatu sehingga semuanya bisa berjalan lancar dan hasilnya bagus. Jika kita akan masak sesuatu, pasti kita harus menyiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu. Kompor, minyak goreng, bahan yang akan dimasak, bumbu, resep masakan, dan yang pasti orang yang akan memasaknya.
Hal yang sama juga diperlukan oleh penyiar ataupun calon penyiar. Banyak hal yang perlu dipersiapkan. Saya akan mencoba menyederhanakan kualifikasi atau persyaratan untuk menjadi seorang penyiar:
Bisa ngomong
Setiap orang, kecuali tuna wicara, pasti bisa ngomong. Tapi maksud saya di sini adalah ngomong sebagai seorang penyiar. Lho, emang ada bedanya ngomong biasa dengan siaran? Jelas beda. Tapi ingat, bukan berarti ngomong pada saat siaran harus terkesan dibuat buat (sering saya temukan pada penyiar penyiar pemula, sehingga orang �pegel� mendengar lafal, intonasi dll yang tidak natural). Bedanya adalah, ngomong biasa tujuannya untuk berkomunikasi dan tidak selalu untuk menyenangkan orang lain (bisa saja kan, kita ngomong untuk mengekspresikan kemarahan, kekesalan kepada orang lain J). Siaran, juga mengkomunikasikan sesuatu, namun penyiar harus SELALU BERUSAHA menyenangkan dan menghibur orang lain.
Cerdas
Orang pinter (maksudnya bukan dukunJ) belum tentu cerdas, tapi orang cerdas pasti pinter. Cerdas adalah berpikir taktis, luwes dan strategis. Ini sangat diperlukan untuk menjadi seorang penyiar. Pada saat siaran, apalagi berinteraksi dengan pendengar, segala kemungkinan bisa terjadi. Untuk menghadapinya diperlukan langkah langkah taktis, strategis dan luwes. Bagaimana menghadapi orang yang ngotot minta lagu, orang yang nggak mau berhenti ngomong on air di telepon, dll. Juga untuk hal hal lainnya.
Memiliki Wawasan Yang Luas
Kenapa wawasan? Siaran bukan hanya baca SMS, request (baca riKWes, bukan riKes), atau sekedar kirim salam dan lagu. Lebih dari itu, penyiar harus berusaha menjadi agent of enlightenment (agen pencerahan). Maksudnya, penyiar harus selalu berusaha agar kata kata yang dia ucapkan bermanfaat bagi pendengar, dan bukan sekedar menghibur. Tapi ingat, posisikan diri Anda sebagai partner atau mitra yang sejajar dengan pendengar. Jangan merasa lebih pintar dari pendengar, tetapi juga jangan sebaliknya. Sejajar, jangan menggurui. Anda pasti bisa membedakan atau merasakan mana yang terkesan menggurui dan mana yang tidak.
Memiliki Rasa Seni dan Rasa Humor Yang Tinggi
Anda mungkin bertanya, kenapa demikian? Jawabannya, siaran adalah seni, karena siaran itu sesungguhnya merupakan sebuah proses berkesenian (ini saya yang berteori). Siaran menggabungkan seni berbicara, seni memilih kata, seni memilih lagu, seni merangkai lagu, seni mempengaruhi orang lain dan seni seni lainnya. Rasa humor juga berperan penting untuk menjaga agar siaran tidak kering dan membosankan. Tapi tolong hati hati: jangan mengungkapkan humor yang jorok, vulgar dan slapstick, mempermainkan cacat fisik, menyinggung SARA dll. Alih alih meningkatkan citra penyiar, hal itu malah akan berakibat buruk dan merendahkan kredibilitas penyiar yang bersangkutan serta radio tempat dia siaran.
Sebagai sebuah seni, siaran secara prinsip tidak bisa dinilai dengan angka, karena siaran bukan ilmu eksakta. Tidak ada jaminan bahwa jika siarannya begini, lagunya begini, maka pendengarnya akan begitu. Meski demikian, ada parameter yang bisa dijadikan ukuran meski �lagi lagi bukan berbentuk angka. Siaran yang baik, adalah siaran yang bisa menghibur, sekaligus juga menambah wawasan pendengar.
Pada saat seseorang mendengarkan siaran radio, yang terpengaruh langsung adalah otak dan pikirannya, sementara indera lainnya bisa melakukan fungsi masing masing untuk kegiatan lain. Orang bisa masak sambil mendengarkan radio dengan tetap berkonsentrasi baik terhadap apa yang dia dengar di radio, mau pun terhadap masakannya. Ini yang tidak bisa dilakukan orang sambil nonton TV, karena pasti ada satu konsentrasi yang harus dikorbankan, apakah acara TV atau masakan. Karena itu siaran radio sering diibaratkan sebagai theater of mind, sebuah pertunjukan teater dalam pikiran pendengar. Kalau siarannya bagus, maka bagus pula pertunjukkan yang �dipertontonkan� dalam ruang pikiran pendengar. Sebaliknya jika siarannya jelek, maka jelek pula pertunjukkan drama di pikiran penonton. Akibatnya? Penonton bubar
Siap Menghibur
Melawak? Bukaaann.. Menghibur di sini maksudnya membuat pendengar merasa senang dan nyaman mendengarkan siaran kita. Melawak adalah bagian dari menghibur dan bukan satu satunya cara untuk menghibur. Bagaimana cara membuat pendengar merasa senang dan nyaman? Ada banyak cara, diantaranya:
a. Pronunciation/ lafal yang jelas dan jernih
Jangan bikin kesal pendengar dengan lafal seperti orang kumur kumur, sehingga orang harus memusatkan konsentrasi untuk memahami ucapan kita. Radio adalah media paling fleksibel di mana orang masih bisa melakukan pekerjaan lain sambil mendengarkan radio, tanpa harus memecah konsentrasi.
b. Diksi atau pilihan kata yang tepat dan variatif
Tepat, maksudnya sesuaikan dengan segmen pendengar dari acara yang Anda bawakan. Contoh, jangan terlalu banyak menggunakan istilah istilah asing jika Anda membawakan acara siaran pedesaan. Jangan gunakan bahasa Indonesia baku, jika segmen pendengar Anda adalah ABG. Ini adalah contoh contoh yang ekstrim, sekedar untuk memperjelas. Kalau itu dilakukan, dijamin, Anda akan ditinggalkan.
Variatif maksudnya tidak monoton. Adakalanya tanpa kita sadari, kita sering mengulang ulang kata tertentu terlalu banyak. Kata oke, biasanya ada di urutan pertama, disusul kata baik. Bukan tidak boleh, tetapi jangan terlalu sering, apalagi jika kata kata tersebut kita ucapkan setiap kita kehabisan kata kata. Pendengar pasti BOSAN.
c. Memilih dan merangkai lagu
Dulu orang siaran ditemani operator yang membantu memilih, menyusun dan memutar lagu. Sekarang, seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi, penyiar dituntut untuk self operating pada saat siaran. Jadi, penyiar juga dituntut untuk memiliki kemampuan memilih dan merangkai lagu dengan lagu, serta lagu dengan kata kata yang diucapkannya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Antara satu lagu dengan lagu yang lain tidak boleh terkesan taringgul (Sundanese pisan nya) atau njomplang (ini too Javanese). Maksudnya turun naik flow lagu tidak boleh terlalu tajam. Misalnya, setelah lagu Metallica (rock) langsung disusul Julio Iglesias (pop cintaJ). Ini nggak nyambung, dan merusak keutuhan kesan dari sebuah acara. Antara lagu dengan lagu lainnya harus smooth atau halus perpindahannya.
Selalu Mau Belajar
Di dunia ini tidak ada yang statis. Semua dinamis dan berkembang dari waktu ke waktu. Untuk menjadi penyiar yang baik (tidak perlu hebat, yang penting baik) kita harus selalu mau belajar dan membuka diri terhadap hal hal baru. Penyakit yang membuat orang sulit maju dalam membuka wawasan adalah merasa paling hebat sehingga selalu beranggapan bahwa orang lain lebih rendah dalam semua hal. Mulailah untuk belajar tentang banyak hal dari siapa pun. Ini akan memperluas cakrawala berpikir kita dan bisa menjadi modal yang hebat sebagai penyiar. Penyiar harus tahu tentang banyak hal meskipun serba sedikit, daripada tahu banyak tentang sedikit hal.
Nah, sampai di sini Anda pasti sudah bisa membayangkan bahwa menjadi penyiar seungguhnya bukan pekerjaan mudah, sampingan, tambahan dan sebagainya. Penyiar adalah sebuah profesi lengkap dengan segala atribut dan persyaratannya. Siaran bukan sekedar memilihkan lagu untuk pendengar dan menyampaikan salam antar pendengar. Lebih dari itu, siaran adalah sebuah proses interaksi, baik aktif mau pun pasif, antara penyiar dengan audiens sehingga terjalin hubungan saling menguntungkan. Ingat, posisi penyiar dan pendengar adalah sejajar dan menjadi mitra (partner) satu sama lain).
Penyiar harus memberi manfaat kepada pendengar, baik langsung maupun tidak langsung. Harus ada proses pencerahan yang terjadi, sehingga fungsi radio sebagai media pendidikan dan hiburan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
SEPUTAR SIARAN
Siaran sesungguhnya melibatkan banyak pihak, dan bukan hanya penyiar. Ada Produser Siaran, ada Music Director, dll. Namun kita akan membatasi pembahasan kita dengan hal hal yang menyangkut penyiar, agar lebih fokus. Apa saja yang harus dilakukan seorang penyiar dalam hal siaran? Banyak Tapi tidak usah kaget dulu, karena semuanya pasti bisa dilakukan, sepanjang kita punya kemauan. Mari kita sederhanakan masalahnya.
Saya membagi kegiatan seorang penyiar ke dalam empat empat hal, yakni hal yang perlu dilakukan sebelum siaran, pada saat siaran, sesudah siaran, dan di luar siaran. Gampang kan?
a. Sebelum Siaran
Jangan meremehkan siaran hanya karena Anda sudah terbiasa siaran dan merasa sudah menjadi penyiar. Sebelum siaran Anda harus mempersiapkan beberapa hal:
Persiapan fisik
Karena secara fisik (selain otak tentunya) siaran banyak menggunakan mulut, lidah, otot muka serta otot otot bagian kepala lainnya, lakukanlah peregangan dengan melakukan senam muka dan kepala setiap kali Anda mau siaran. Jika Anda pernah ikut sanggar teater, Anda pasti cukup familiar dengan senam seperti ini. Gerakannya bisa Anda ciptakan sendiri, sepanjang tidak membahayakan, sampai Anda merasa nyaman dan �siap tempur� di ruang siaran. Misalnya: gerak gerakan kepala Anda kiri kanan, depan belakang, putar putar. Lakukan hal yang sama untuk mulut, lidah, rahang, pipi dll. Hasilnya, organ organ bicara Anda akan lebih lentur, dan ini membantu Anda untuk berbicara lebih lancar. Untuk bagian tubuh lainnya, lakukan seperlunya. Ingat Anda akan bersiaran, dan bukan lomba marathon.
Jangan Biasakan Terlambat
Terlambat merupakan kebiasaan buruk. Sebaiknya, datanglah minimal 15 menit sebelum siaran dimulai, agar Anda lebih siap menjalankan tugas Anda sebagai penyiar. Paling tidak, suasana psikologis Anda akan lebih �matching� dengan kondisi ruang siaran.
Berbahagialah Anda yang menjadi penyiar saat ini. Teknologi telah sangat banyak menolong Anda dengan segala macam kemudahan. Lagu, iklan, tinggal klik. Beres.
Dulu, kalau mau siaran, minimal 1 jam sebelum siaran harus sudah datang, karena banyak yang harus disiapkan. Memilih lagu di �diskotik� (istilah untuk ruang penyimpanan kaset dan PH), mengisi daftar peminjaman kaset, mengecek kaset, mengepas lagu yang akan diputar, dll.
Persiapan Materi Siaran
Ini juga harus disiapkan. Jangan siaran mengandalkan naluri. Hasilnya tidak akan maksimal, dan format acara jadi tidak terarah. Ini juga akan menyebabkan kita sering kehilangan kata kata pada saat siaran. Paling tidak, siapkan satu topik untuk Anda bahas, dan pelajari betul materi yang akan Anda sampaikan. Bila perlu catat semua itu, sehingga Anda akan lebih siap. Jangan lupa juga menyiapkan lagu sebagai bagian dari tema siaran Anda. Sesuaikan lagu dengan acara, jam siar (pagi, siang, sore malam), panduan siaran, serta tentu saja misi dan visi radio tempat kita siaran.
b. Pada Saat Siaran
1. Awali siaran Anda dengan lagu pembuka. Kalau acara yang Anda bawakan punya spot program, putar sebelum lagu pembuka. Setelah itu baru Anda buka acara, jangan terlalu panjang melainkan seperlunya saja. Jangan lupa sebutkan nama Anda dan acara. Jika acaranya bersifat interaktif dan membuka line telephone, sebutkan juga nomor telepon yang bisa dihubungi.
2. Jaga jarak antara mulut dengan microphone sekitar satu jengkal. Ini juga tidak mutlak, karena dipengaruhi oleh kepekaan dan jenis microphone yang kita gunakan. Yang penting jaga agar semua ucapan kita terdengar jelas dan jernih oleh pendengar. Sebagai patokan, kita bisa mendengar melalui headphone yang kita pakai pada saat siaran. Usahakan agar mulut tidak sejajar dengan microphone untuk menghindari efek pop up atau bunyi letupan pada saat mengucapkan huruf huruf tertentu seperti p, b dll.
3. Gunakan kata kata yang sopan dan ringkas. Pilih kalimat kalimat yang tidak terlalu panjang. Berbicara beda dengan menulis. Pendengar akan sulit menangkap maksud kalimat yang kompleks dan terlalu panjang. Dalam tulisan, jika pembaca kurang memahami kalimat yang panjang, maka dia bisa mengulangi membaca dari awal kalimat dan mencerna kembali sampai dia mengerti maksudnya. Pendengar radio tidak akan bisa memutar ulang ucapan penyiar yang tidak dipahaminya. Padahal, orang mendengarkan dengan maksud memahami sesuatu. Jika itu tidak diperolehnya, maka penyiar akan ditinggalkan.
4. Hindari salah mengucapkan nama, baik itu nama orang apalagi nama radio atau nama brand (merek), termasuk juga judul lagu dan nama penyanyi. Contoh, jangan melafalkan IRGI menjadi IRJI dengan berasumsi bahwa G diucapkan JEE dalam bahasa Inggris. Jangan ucapkan Shania Twain dengan lafal Sunda. Bacalah sesuai kemauan yang punya nama: Shenaye Twein. Ini nama, dan pengucapannya harus tepat. Kalau nama Anda Soni, maukah Anda dipanggil Sonay? Pasti Anda akan keberatan. Jadi, jangan sungkan untuk bertanya tentang pengucapan atau mengeja sesuatu nama. Orang Inggris sendiri tidak malu untuk bertanya: �How do you spell your name?� Itu karena mereka tidak mau salah menyebutkan nama.
5. Berbicara tidak terlalu lama, khususnya jika acara yang dibawakan bukan sebuah talk show atau siaran kata. Bicaralah seperlunya, usahakan tidak lebih dari 5 menit. Ya, ya, ini memang bukan matematika, 5 menit tentu bukan angka mati. Tapi jika lebih dari itu, saya jamin pendengar akan bosan. Selingi dengan lagu yang sudah Anda siapkan. Rangkaikan dengan iklan, PSA, insert dll. Jaga flow lagu agar tetap smooth dan enak didengar.
6. Sebaliknya, juga jangan terlalu lama memutar lagu, dan Anda tidak mau bicara. Sebagai penyiar, tugas Anda adalah berbicara (tapi bukan asal bicara). Jangan tinggalkan pendengar Anda lebih dari tiga lagu, kecuali terpaksa. Jaga agar ada keseimbangan antara musik dan kata sepanjang jam siaran Anda. Pendengar tentu ingin memastikan bahwa ia tidak sedang mendengarkan radio yang sedang siaran percobaan atau bahkan radio gelap.
7. Jangan lupa untuk memutar iklan sesuai jadwal. Ingat pemasang iklan adalah mitra kita. Jangan kecewakan mereka. Penyiar dan acara adalah etalase dari sebuah radio. Jika display nya bagus, orang akan tertarik untuk membeli, atau paling tidak untuk melihat lihat ke dalam. Semakin banyak orang mengunjungi �toko� kita, semakin besar minat pengiklan untuk bekerjasama dengan radio tempat kita bekerja.
8. Untuk format siaran yang mengharuskan kita berinteraksi dengan pendengar (by phone), usahakan agar tidak bertele tele seperti kita ngobrol biasa. Ingat, radio adalah media publik, dan banyak orang yang mendengarkan. Bicaralah dengan ramah, tapi tetap harus ada jarak pada saat on air, sedekat apa pun hubungan kita dengan orang yang menelepon. Batasi juga agar tidak terlalu lama, karena orang lain akan bosan, serta kemungkinan besar ada juga yang antri menunggu giliran menelepon. Mintalah dengan sopan untuk memberi kesempatan kepada yang lain, jika ada penelepon yang terlalu lama berbicara.
9. Untuk acara request lagu Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Meskipun yang diputar adalah permintaan pendengar, namun cara penyajian tetap harus memperhatikan unsur keindahan. Flow lagu harus tetap terjaga, dan tugas penyiar adalah menyusunnya sedemikian rupa sehingga tidak njomplang, taringgul, acakadut dll. Artinya tidak perlu yang telepon saat ini, lagunya diputer saat itu juga.
Usahakan untuk tidak memutar 2 atau lebih lagu dari penyanyi yang sama dalam acara yang sama. Bahkan idealnya hal itu tidak boleh dilakukan pada hari yang sama. Apalagi kalau lagunya itu itu juga, dengan judul yang sama. Ini untuk menjaga agar pendengar tidak bosan, juga agar koleksi lagu kita tidak terkesan sedikit.
Jangan dijajah oleh pendengar. Juga jangan menjajah pendengar. Penyiar dan pendengar adalah mitra yang sejajar. Perlakukan mereka dengan baik, namun tetap menjaga otoritas kita sebagai penjaga gawang sebuah acara. Bila harus menolak permintaan pendengar, lakukan dengan cara yang sopan dan tidak menyinggung. Beri pengertian bahwa radio adalah milik publik dengan aturan tertentu dan menyangkut kepentingan banyak pihak sehingga tidak bisa memaksakan kehendak pribadi.
10. Jangan lupa memutar Station ID alias Station Identity alias Spot Identitas Radio. Ini penting untuk menanamkan brand image sebuah radio di pikiran pendengar. Selai itu, Station ID juga meringankan beban penyiar untuk mengulang ulang mengucapkan identitas radio. Putar Station ID ini secara tepat. Jika Anda punya rasa seni yang cukup bagus, Station ID ini bisa di mix dengan lagu sehingga terdengar indah dan menjalin satu lagu dengan lagu lainnya.
11. Akhiri siaran Anda dengan penutup ringkas. Jangan terlalu panjang, karena semakin panjang ucapan penutup kita, akan semakin sulit untuk mengakhirinya. Jangan lupa juga untuk meminta pendengar mengikuti acara selanjutnya. Akan lebih bagus jika Anda juga menyebutkan acara, dan penyiar yang siaran di jam berikutnya (setelah Anda). Jika ada hal yang menarik, jangan lupa untuk meyampaikannya juga. Contoh: � Pendengar, jangan lupa untuk menyimak perbincangan kami dengan pakar telematika Onno W. Purbo beberapa saat lagi, yang akan dipandu oleh Nina di acara Expert Talks�. Ini akan mengikat pendengar untuk tidak memindahkan channel frekwensi radionya ke radio lain.
12. Siapkan satu atau dua lagu untuk penyiar berikutnya, sekedar jaga jaga siapa tahu penyiar berikutnya datang telat. Lihat acaranya, pilih lagunya sesuai dengan panduan acara yang bersangkutan. Kalau jenis lagu acara Anda dengan acara berikutnya sangat jauh berbeda (misal: jazz, dan acara berikutnya dangdut), selingi beberapa saat dengan Station ID, PSA (iklan layanan Masyarakat), spot promo acara dll. Buatlah semulus mungkin agar pendengar tidak merasa janggal mendengarnya.
c. Sesudah Siaran
Jangan meninggalkan ruang siaran dalam keadaan berantakan. Jaga agar ruang siaran menjadi tempat yang menyenangkan untuk kita mau pun penyiar yang lain. Pastikan komputer dan peralatan siaran lainnya berfungsi dengan baik setelah kita pakai, sehingga penyiar berikutnya tidak akan menemui kesulitan menjalankan tugasnya. Jangan lupa mengisi absen (jika Anda part timer) karena itu akan berpengaruh terhadap perhitungan wages (bayaran Anda). Log iklan juga harus diisi, untuk laporan ke pengiklan
d. Di Luar Siaran
Di luar siaran di sini maksudnya adalah Anda sebagai pribadi di luar jam siaran. Terlepas dari apakah Anda seorang penyiar part timer (dibayar hanya untuk siaran) atau pun penyiar full timer (dibayar sebagai karyawan sebuah radio), Anda tetap memiliki kewajiban untuk menjaga citra profesi Anda sebagai penyiar dan citra lembaga penyiaran tempat Anda bekerja. Ini juga berlaku di luar jam kerja Anda. Sebagai panduan, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan:
1. Be profesional
Kalau Anda serius ingin menjadi penyiar, bersikaplah profesional. Saya ingin mengingatkan bahwa profesi adalah pekerjaan di mana Anda mendapatkan imbalan atas kemampuan yang Anda miliki di bidang tertentu dan Anda bekerja dengan menggunakan kemampuan Anda tersebut. Seorang profesional tidak pernah berhenti belajar dan berusaha terus untuk meningkatkan kemampuannya secara maksimal.
Selain itu perhatikan juga hal hal berikut:
Anda bekerja sebagai penyiar dan dibayar oleh perusahaan tempat Anda bekerja. Patuhi aturan yang sudah disepakati dan jalankan sebagaimana mestinya.
Jangan pernah meminta sesuatu dari pendengar, jangan terkesan mengharap diberi sesuatu oleh pendengar, karena itu akan menurunkan citra dan wibawa Anda sebagai penyiar. Terimalah kalau orang memberi karena itu rezeki, tapi jangan pernah meminta.
Banyak banyaklah membaca karena hal itu akan meningkatkan wawasan dan kemampuan Anda bersiaran. Ingat, tugas penyiar bukan sekedar membacakan request dari pendengar. Lebih dari itu, tugas penyiar adalah menyampaikan sesuatu yang bermanfaat bagi pendengar, lebih jauhnya lagi memberikan pencerahan kepada pendengar.
2. Jaga Sikap Anda
Jaga sikap bukan berarti Anda harus Jaim (jaga image) dalam pengertian ABG. Jaga sikap di sini maksudnya Anda harus lebih berhati hati bersikap karena penyiar adalah public figure dalam scope yang lebih kecil (public figure kecil kecilan J). Itu adalah sebuah resiko dengan segala konsekuensinya. Anda diperhatikan lebih banyak orang dan pada saat yang sama Anda mewakili pribadi sekaligus mewakili institusi radio tempat Anda bekerja. Anda bukan lagi pribadi yang sepenuhnya bebas bersikap karena sebagian dari diri Anda adalah milik publik, dalam hal ini pendengar Anda. Jadi, hati hati, karena saat ini Anda adalah seorang professional sekaligus public figureJ. Hindari hal hal yang bisa mengundang citra negatif, atau Anda akan kehilangan pamor sebagai penyiar profesional. Pilihannya hanya dua, amatir atau professional.
Mau yang mana?
Selamat berkarya
Tata Danamihardja
Mantan Penyiar dan Pemerhati Radio
Penyiar Profesional: ‘Gak Cukup dengan Suara Bagus!
SUARA EMAS (Golden Voice) adalah modal utama penyiar. Tapi ketahuilah, suara bagus saja tidak cukup untuk menjadi penyiar pro. Suara bagus akan menjadi tidak bagus, gak enak didengar, jika sang pemilik suara sering mengatakan “OK”, “yang pasti”, atau “pastinya” secara berulang-ulang alias latah!
Kita juga sering melihat atau mendengar seorang MC yang “mengobral” kata-kata “OK”. Entah berapa ratus kata “OK” yang meluncur dari mulutnya selama ia berbicara. Mengenai hal itu, kita simak apa yang pernah dikemukakan MC kawakan, Krisbiantoro. Suatu ketika, ia berada di acara yang sama dengan MC muda usia, 20-an tahun. Krisbiantoro yang sudah dikenal pada awal 1970-an itu prihatin karena MC muda itu meneriakkan kata “OK” sampai ratusan kali.
Krisbiantoro lalu menanyakan soal obral kata “OK” itu. “Saya bilang sama dia, ’Mbak-mbak, mbok ya okay-nya dikurangi’.” Dengan jujur, pembawa acara muda itu mengaku. “Iya Oom, kadang saya blank (kosong) dan tak tahu harus ngomong apa,” kata Kris menirukan rekan mudanya (Baca ASM. Romli, Kiat Memandu Acara: Teknik MC & Moderator, Nuansa Bandung, 2006).
Begitulah “si oke” menjadi senjata ampuh untuk mengisi kekosongan seorang MC atau penyiar radio. Dalam pendapat Krisbiantoro, rentetan kata “oke” itu muncul dari kedangkalan wawasan dan ketidaksiapan sang presenter. Kedangkalan atau keterbatasan wawasan itu pula yang kemudian melahirkan tabiat yang di mata penonton/pendengar terasa aneh, lucu, dan memuakkan. “Untuk menghindari kekosongan itu kita sering melihat sepasang pembawa acara teriak-teriak, sedangkan yang lain tepuk tangan sendiri lalu tertawa sendiri,” kata Krisbiantoro (Kompas, 21 November 2004).
Ini soal nonteknis. Soal wawasan ini penting banget, tidak boleh diabaikan. Kelancaran bicara bergantung pada wawasan penyiar. Penyiar yang tidak punya wawasan atau pengetahuan yang banyak, siarannya akan ”kering”, cuma ”say hello”, sering mengulang kata yang sama seperti kata “OK” tadi, dan kirim-kirim salam doang, trus puter lagu. Ah, ’dak ada isinya!
Untuk memiliki wawasan yang luas, penyiar harus rajin baca –baca koran tiap hari, majalah, artikel, buku, juga sering nonton berita televisi dan acara lainnya. Lebih baik lagi jika penyiar sering ikut hadir dalam acara diskusi, seminar, dan semacamnya.
Penyiar bisa menjadi andalan pendengar tentang banyak isu atau kejadian. Meraka, pendengar, selalu menganggap penyiar itu pergaulan dan wawasannya luas, sehingga ”banyak tahu” dan ”tahu banyak”. Penyiar harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat. Dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka.
Lagi pula, bisa jadi penyiar setiap hari berhadapan dengan naskah yang berbeda. Nah, dalam menggunakan naskah itu sebagai bahan siaran, misalnya tips atau informasi aktual (berita), penyiar harus paham betul isi naskah itu. Belum lagi kalau harus siaran talkshow, bincang-bincang dengan narasumber. Tak jarang ’kan, narasumber atau bintang tamu mengemukakan topik atau istilah yang ”aneh-aneh”, disangkanya penyiar akan selalu mengerti.
Dijamin, kalo penyiar banyak baca, sehingga banyak tahu dan tahu banyak, siarannya akan berkualitas, ”bernas”, berisi, intelek, dan disukai pendengar. Siarannya tidak cuma bermodal suara bagus, tapi juga wawasan yang luas.
Itulah sebabnya, tidak sedikit radio mensyaratkan penyiarnya minimal D3, pernah kuliah, jurusan apa saja, tidak mesti jurusan broadcast atau penyiaran. Orang yang pernah kuliah diasumsikan ”haus ilmu” dan ”daya nalar”-nya terasah semasa kuliah. Pengalaman akademis dan intelektualnya sangat menunjang dirinya dalam siaran yang didengar banyak orang dengan berbagai tingkat kecerdasan dan pengetahuan. Karena pada intinya, pendidikan formal itu dibutuhkan untuk memperluas cakrawala pengetahuan.
Penyiar juga terkadang berhadapan dengan situasi yang tak terduga. ‘Dalam sebuah siaran interaktif, pendengar radio terkadang memberi pertanyaan di luar topik.
Tentu saja, selain wawasan, penyiar juga harus menguasai teknik vokalisasi dan verbalisasi yang baik, sense of humor, sense of music, pemahaman alat siaran, pemahaman dan wawasan musik/lagu, dan sebagainya.
Penyiar radio merupakan sebuah pekerjaan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi,karena berbagai skill dapat kita tampilkan disana.Dari mulai skill berbicara sampai skill kepintaran otak yang kita miliki.Berikut ini adalah beberapa tips menjadi penyiar radio yang profesional.
1.Jaga vokal agar tetap stabil dari berbagai gangguan seperti serak,atau suara aneh akibat pilek,dalam hal ini perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin c
2.Posisi pada saat kita siaran juga harus diperhatikan.Usahakan perut tidak berlipat agar suara yang kita hasilkan dapat keluar dengan maksimal tanpa gangguan
3.suara yang bagus dalam siaran bukan dengan volume yang tinggi tapi dengan kestabilan suara,jadi usahakan perkecil volume suara anda agar tidak gampang kecapean
5.Usahakan karakter vokal kita ngebass dan soft,karena menurut survey karakter seperti inilah yang paling enak didengar
6.Jangan mengeluarkan vokal yang monoton,usahakan beri gelombang dan penekanan agar pendengar tidak cepat bosan mendengarkan suara kita
7.Jangan pernah berpura-pura tertawa pada saat siaran karena akan terdengar garing oleh pendengar.Jika memang lucu barulah anda boleh tertawa
8.Berbicaralah seakan-akan pendengar ada didepan anda,dalam hal ini ekspresi mimik muka dan gerakan tangan harus dibutuhkan untuk memperbesar penjiwaan
9.Buatlah suasana semeriah mungkin karena rata-rata orang yang mendengarkan radio berniat untuk mencari hiburan bukan kesedihan kecuali jika anda membuka acara curhat
10.Lakukan pendengar seperti raja jangan sekali-kali menyinggung perasaan mereka
11.Perbanyak pengetahuan tentang dunia musik jangan sampai pendengar lebih tahu dari anda
12.Perbanyak kosa kata pemanis dan penyambung siaran seperti:”yang pastinya”,”anyway”,dsb
13.Siapkan pokok pembicaraan sebelum masuk ke salah satu season yang dapat kita gunakan apabila kita mentok dan habis kata-kata
14.Pilihlah backsound yang sesuai dg tema siaran anda,agar emosi pendengar dapat lebih klimaks.
Sabtu, 29 Oktober 2011
Radio Dakwah sebagai Media Pembangun Pribadi Islami bukanlah Media Pengekor
Di zaman yang serba modern ini arus informasi tidak bisa terbendung lagi. Segala jenis berita menghiasi koran, televisi, radio, dan majalah setiap hari. Dari pencurian ayam sampai korupsi, dari kalangan masyarakat kecil hingga konglomerat, dari yang islami sampai liberal yang kebablasan. Semua itu terjadi tidak terlepas dari peran penting sebuah media. Media di tengah – tengah masyarakat bak pisau bermata dua. Ketika satu media saja memuat informasi yang menyimpang, entah berapa ribu orang yang akan terjerumus dalam pemahaman yang menyesatkan. Begitu pula sebaliknya, satu hal positif disampaikan seribu orang menuai manfaat. Melihat begitu luar biasanya pengaruh media di masyarakat kita, maka hal ini membuka lahan emas untuk berdakwah. Media dakwah bisa dikatakan sebagai media pendidikan islami. Melalui peran media dakwah, nilai – nilai islam akan tersampaikan kepada orang-orang dalam cakupan yang lebih luas. Di manapun , kapan pun dan bahkan siapa pun bisa menikmatinya, tidak terbatas waktu dan tempat. Hal ini sangat mendukung dakwah islam untuk tersebar di seluruh pelosok negeri.
Media dakwah bukanlah media yang mengikuti selera masyarakat tetapi media yang membentuk selera masyarakat. Tidaklah bisa dikatakan suatu media dakwah kalau media itu masih terus mengekor setiap keinginan masyarakat yang bertentangan dengan visinya yaitu nilai-nilai islam itu sendiri. Media dakwah harus berani tampil beda dengan visi dan misi yang jelas demi tersebarnya ajaran islam di muka bumi ini.
Sekarang ini dengan mudah kita bisa menemukan media dakwah islami di lingkungan kita baik berbentuk media cetak ataupun media elektronik. Kita bisa jumpai banyak majalah-majalah, situs website yang islami bahkan radio dan televisi yang mengusung visi dakwah pun sudah ada. Rubrik maupun acara dari media dakwah tersebut sarat dengan ilmu din yang sangat bermanfaat untuk memperluas cakrawala keilmuan islam kita. Melalui media dakwah ini pula, kita ibarat murid yang sedang bersekolah. Kita mendapatkan ilmu dan lambat laun kehidupan kita sedikit banyak telah mencerminkan ilmu yang kita dapatkan. Hal ini menunjukkan nilai – nilai islam telah terinternalisasi dalam diri kita.
Dari keanekaragaman media islami yang ada, radio dakwah adalah salah satu media islami yang paling dekat dengan objek dakwah dan keberadaannya sudah makin bertambah saat ini dengan visi dan misi membangun kepribadian umat. Radio memiliki keunggulan dalam perannya sebagai media dakwah, antara lain mampu menyentuh semua level masyarakat, dari level masyarakat bawah hingga masyarakat atas, dari kaum intelektual hingga orang-orang awam. Masyarakat pelosok yang tidak bisa baca-tulis pun mampu mengambil pelajaran dengan mendengarkan radio. Wilayah jangkauan yang luas mempermudah masyarakat yang tinggal di pelosok untuk tetap bisa menikmati syair islam. Harga dari barang elektronik ini yang relatif terjangkau memungkinkan masyarakat ekonomi bawah mampu membelinya. Dan yang paling penting adalah masyarakat sangat mudah memahami dakwah lewat radio karena cara penyampaiannya yang menggunakan media suara sehingga masyarakat cukup menyimak apa yang disampaikan tanpa harus membaca yang kadang sulit untuk dilakukan bagi orang-orang yang sudah lanjut usia.
Dalam menjalankan misinya suatu radio dakwah memiliki peran signifikan dalam menyampaikan nilai-nilai islam yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seorang muslim sejati sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah. Radio dakwah yang baik memiliki program-program yang mencakup seluruh aspek kepribadian seorang muslim yang meliputi aqidah, ibadah, akhlak, wawasan dan kesehatan fisik.
Semua program yang ada di radio dakwah masing -masing memiliki tujuan yang jelas dan bermanfaat bagi umat. Penyusunan program berdasarkan semua cakupan yang ada pada aspek kepribadian seorang muslim dari akidah sampai kesehatan fisik.
Akidah adalah hal yang sangat penting bagi pribadi muslim. Banyak masyarakat kita terutama di daerah pedesaan yang masih melakukan ritual-ritual yang dapat merusak akidahnya sebagai seorang muslim. Dengan kajian-kajian tentang akidah yang disiarkan lewat radio mereka bisa tersadarkan bahwa apa yang mereka lakukan selama ini tidak sesuai dengan tuntunan agamanya. Mengingat keadaran menuntut ilmu masyarakat pedesaan apalagi di daerah terpencil yang masih kurang maka cara ini sangat praktis karena masyarakat bisa mendapatkan ilmu cukup dengan tinggal di rumah saja.
Akidah yang lurus harus dibarengi dengan pengetahuan ibadah yang benar sesuai tuntunan Rasullullah saw. Ibadah sebagai aplikasi dari akidah. Bagi masyarakat yang tidak intensif mengikuti kajian, pengetahuannya tentang ibadah dan semangat menjalankan sangat kurang. Namun, dengan adanya radio dakwah akan sangat membantu semangat dan pengetahuannya bisa terpupuk.
Sudah seharusnya semua aspek kepribadian dari seorang muslim terangkum semua dalam acara-acara yang ada di radio dakwah. Keberadaannya sangat dibutuhkan umat. Tetapi dalam kenyataanya tidak semua radio dakwah bisa istiqomah menjalankan misinya. Faktor utama yang menyebabkanya adalah faktor keuangan yang nanti bisa merembet ke faktor-faktor lain yang lebih komplek.
Demi mempertahankan visi dan misinya radio dakwah tetap harus selektif dengan menerima iklan yang masuk, hal ini akan membuat pemasukan dari iklan yang merupakan sumber pemasukan utama dari sebuah radio tidak terlalu banyak. Selain itu masyarakat masih banyak yang belum begitu tertarik dengan program – program yang tersaji di radio dakwah, hal ini akan berdampak pada jumlah pendengarnya. Pihak-pihak yang ingin beriklan pun berfikir dua kali untuk bekerja sama dengan radio dakwah mengingat tidak semua masyarakat mendengarkan radio yang bertujuan tidak semata-mata profit-oriented ini.
Faktor – faktor di atas sebagai penyebab suatu radio dakwah tidak bisa seratus persen istiqamah dengan visi dan misinya. Akhirnya demi mendapatkan pemasukan lebih dari iklan, suatu radio dakwah membuka lebih lebar kesempatan iklan dan juga menyusun acara yang digemari masyarakatnya. Jadi tidak hanya dakwah yang di usung tetapi selera yang kadang menyimpang dari visi dan misi sebagai media dakwah pun masuk.
Sekali lagi ditegaskan bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim. Kita juga perlu menyadari bahwa dakwah ini adalah bukan program kita semata tetapi ini adalah program kerja dari Allah swt. Bukankah islam adalah satu-satunya agama yang diridloi-Nya? Kita tidak perlu khawatir dengan permasalahan finansial. Insya Allah, Allah akan tetap membantu selagi kita berusaha dan tetap istiqamah di jalan-Nya. Apalagi visi dan misi yang kita gencarkan adalah sebagai media dakwah, suatu hal yang sangat luhur.
Permasalahan finansial bisa kita cari solusinya. Kita bisa mengemas suatu kajian menjadi acara yang menarik hati masyarakat tanpa mengesampingkan esensi dan tujuan dari dakwah itu. Selain itu adanya kesadaran dari saudara muslim yang berinfak untuk jalan dakwah akan sangat membantu lancarnya program pendidikan umat ini. Kita harus berpegang teguh pada prinsip kita karena radio dakwah sebagai pembangun kepribadian umat bukanlah media pengekor selera masyarakat tetapi media yang menjadi trend-setter bagi selera masyarakat.
Sumber: www.majalah.nurhidayahsolo.com
Rabu, 26 Oktober 2011
Sebagai Radio yang mengemban Misi mencerdaskan bagi pendengarnya termasuk juga cerdas kesehatannya, Radio Azam FM bekerja sama dengan Rumah Sakit Bersalin (RSB) RAP mengadakan Dialog Interaktif bidang kesehatan.
Sesuai dengan RSB RAP sebagai rumah sakit bersalalin maka penekanan dialog seputar kehamilan dan melahirkan. Hal ini dianggap penting karena banyak kita temukan permasalahan-permasalahan seperti permasalahan kehamilan atau gangguan kehamilan serta proses melahirkan yang juga bermasalah.
Dialog ini hadir setiap Sabtu pukul 10.30 - 11.45 WIB dibimbing langsung Kepala RSB RAP dr.H. Ridwan Abdullah Putra, S.POG, CH
Semoga acara ini bermanfaat bagi pendengar.
Senin, 24 Oktober 2011
'Mangana Kampuang' di Azam FM
Walaupun dimana berda kampung halaman tak akan pernah dilupakan, itulah salah satu prinsip perantau Miang dari Sumatera barat. Berangkat dari prinsip ini dan mengingat pendengar Azam dari Sumatera barat(minang) juga tidak sedikit maka manajemen Radio Azam menghadirkan program berbahasa minang yaitu Dendang ranah Minang yang hadir setiap Sabtu pukul 13.15 - 14.45 WIB.
Dikelola oleh Abu Farhan yang dalam segment tersebut dikenal dengan Uda Farhan dan Wan Pono (penyiar freeline). Semoga program ini bisa menjadi Paubek taragak jo kampuang bagi 'Rang Rantau'.
PROGRAM ACARA RADIO AZAM
Dalam rangka memaksimalkan kebersamaan Radio Azam dengan warga Karimun, Radio Azam mengemas program-program menarik. tentunya program-program tersebut tidak terlepas dari Visi dan Misi Radio Azam sendiri.
Setiap pagi dari jam 05.30 hingga pukul 07.00 radio dibuka dengan pengajian dan kuliah subuh serta dzikir pagi. Pada jam 07.00 - 07.15 mitra Azam akan disuguhkan dengan informasi pagi yang berisi informasi terbaru dan terkini yang terjadi di Indonesia, pada pukul 07.30 - 09.00 disugughkan program Salam karimun yang berisi tips-tips dan informasi layanan publik sampil menemani anda berbenah di tempat tugas.
setiap hari Senin - Sabtu dari pukul 09.00 - 10.30 Kajian Islam Intensif (KISI) hadir mengisi relung-relung kalbu kita untuk menambah kualitas kedekatan kita kepada Allah SWT.
Hiburan pelepas lelah anda akan hadir setiap pukul 13.10 - 14.30 WIB dikemas dalam program interaktif "Tembang Nasyid Pilihan".
Setiap malam berganti-ganti obrolan santai kami kemas untuk menemani istirahat malam anada. Setiap Senin malam ada Bincang-bincang Malam, Selasa malam hadir 'Di Sekitar Kita". Rabu malam ada RBT Nasyid, Kamis malam Untukmu Buah Hati, Rabu dan Ahad, ada Pop Religi Azam Request.
Disamping program-program diatas, tak melupakan program-program etnik diantaranya Celoteh Melayu setiap hari Ahad jam 08.00 - 10.00 dan Dendang Ranah Minang setiap Sabtu pukul 13.15 - 14.45. Sementara setiap Ahad jam 10.00 - 12.00 hadir menemani anak-anak semua dengan Azam Kids - Anak Sholah ber-Azam
Dialog Interaktif bersama Kabiro Antara Kepri
Karimun (ANTARA Kepri) - Radio Azam 103,5 FM Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, mengupas peranan Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA di beranda terdepan Indonesia dalam ''talk show'' bersama Kepala Biro LKBN ANTARA Provinsi Kepulauan Riau, Evy Ratnawati Syamsir.
Talk Show dengan tema "Peranan LKBN ANTARA di Laman Terdepan Indonesia" dipandu Nasrum yang juga dikenal pendengar Azam dengan Abu Farhan di studio Radio Azam di Kompleks Yayasan Darul Mukmin Tanjung Balai Karimun, Rabu.
Dalam acara yang berlangsung sekitar 1,5 jam, Evy Ratnawati memaparkan tentang keberadaan dan kiprah ANTARA dalam mendorong pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau sebagai daerah perbatasan.
''ANTARA tidak hanya menyajikan berita pembangunan, tetapi menginformasikan kondisi masyarakat di laman terdepan Indonesia,'' katanya.
Menurut dia, ANTARA fokus memberitakan persoalan di perbatasan, baik menyangkut isu sosial, politik maupun pertahanan dan keamanan sebagai masukan bagi pemerintah dalam menyusun program pembangunan.
''Berita menyangkut masyarakat perbatasan akan menarik jika dikemas dengan baik. Kami pikir tidak hanya menjadi masukan bagi pemerintah, tapi menjadi bacaan bernuansa 'human interest' bagi masyarakat,'' katanya.
Dia mengatakan ANTARA juga menjaga kredibilitasnya sebagai kantor berita nasional dengan menyajikan berita yang objektif, akurat dan berimbang.
''ANTARA menghindari berita yang bombastis dengan narasumber yang tidak kredibel,'' ucapnya.
Abu Farhan yang juga pimpinan Radio Azam mengatakan setiap pagi menyiarkan berita yang dikutip dari portal kepri.antaranews.com karena informasi yang disajikan lebih cepat dibandingkan mengutip berita di koran.
''Kami melihat pemberitaan ANTARA cukup banyak membahas isu perbatasan. Ini cukup positif bagi pembangunan Karimun maupun Kepri. Berita yang dipaparkan juga lebih beragam,'' katanya.
Dia berharap "talk show" yang dilaksanakan dapat lebih mendekatkan ANTARA dengan masyarakat.
Talk Show dengan tema "Peranan LKBN ANTARA di Laman Terdepan Indonesia" dipandu Nasrum yang juga dikenal pendengar Azam dengan Abu Farhan di studio Radio Azam di Kompleks Yayasan Darul Mukmin Tanjung Balai Karimun, Rabu.
Dalam acara yang berlangsung sekitar 1,5 jam, Evy Ratnawati memaparkan tentang keberadaan dan kiprah ANTARA dalam mendorong pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau sebagai daerah perbatasan.
''ANTARA tidak hanya menyajikan berita pembangunan, tetapi menginformasikan kondisi masyarakat di laman terdepan Indonesia,'' katanya.
Menurut dia, ANTARA fokus memberitakan persoalan di perbatasan, baik menyangkut isu sosial, politik maupun pertahanan dan keamanan sebagai masukan bagi pemerintah dalam menyusun program pembangunan.
''Berita menyangkut masyarakat perbatasan akan menarik jika dikemas dengan baik. Kami pikir tidak hanya menjadi masukan bagi pemerintah, tapi menjadi bacaan bernuansa 'human interest' bagi masyarakat,'' katanya.
Dia mengatakan ANTARA juga menjaga kredibilitasnya sebagai kantor berita nasional dengan menyajikan berita yang objektif, akurat dan berimbang.
''ANTARA menghindari berita yang bombastis dengan narasumber yang tidak kredibel,'' ucapnya.
Abu Farhan yang juga pimpinan Radio Azam mengatakan setiap pagi menyiarkan berita yang dikutip dari portal kepri.antaranews.com karena informasi yang disajikan lebih cepat dibandingkan mengutip berita di koran.
''Kami melihat pemberitaan ANTARA cukup banyak membahas isu perbatasan. Ini cukup positif bagi pembangunan Karimun maupun Kepri. Berita yang dipaparkan juga lebih beragam,'' katanya.
Dia berharap "talk show" yang dilaksanakan dapat lebih mendekatkan ANTARA dengan masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)